Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Batik - Sejarah Pembuatan Batik Cap Dahulu Hingga Kini

Salam sahabat seniman dan pekerja seni dimanapun berada, ini adalah artikel pertama saya yang membahas tentang batik

dan kedepannya atas izin yang maha kuasa akan saya lanjudkan dengan pembahasan lain tentang tema yang sama yaitu batik.

Sesuai temanya atau judul di atas, kita akan memulainya dengan mengulas tentang sejarah atau awal mula munculnya seni membatik di Indonesia dari dulu hingga saat ini

secara historis dimana sumber tulisan ini jelas dan dapat dipercaya. Mari kita simak ulasan berikut ini.

Istilah batik berasal dari kosakata bahasa Jawa, yaitu Amba dan Titik

Amba artinya kain, dan Titik artinya cara memberi motif pada kain menggunakan  malam (nama benda/alat cetak) cair dengan cara di titik-titik.

18+ Jenis Batik dan Motif Batik Indonesia. Klik Disini.

Cara kerja dasar membuat batik yaitu dengan cara menutup permukaan kain dengan malam cair (wax) agar ketika kain dicelup kedalam cairan pewarna, 

kain yang tertutup malam tersebut tidak ikut terkena warna.

Teknik ini dalam bahasa Inggris dikenal juga dengan istilah Wax-resist dyeing. Jika motif batik di buat dengan cara di "tulis" menggunakan alat yang disebut dengan Canting, 

itulah sebabnya disebut dengan istilah batik tulis. Tedapat pula teknik pembuatan batik dengan menggunakan alat cetak khsus yang terbuat dari logam dengan motif-motif tertentu. 

Pembuatan batik dengan menggunakan cara ini disebut juga dengan batik Cap atau batik Tempel.

A. Sejarah Pembuatan Batik.

Dari segi historisnya ( sejarahnya ), batik sangat berkaitan erat dengan Kerajaan Majapahit dan kerajaan kerajaan Islam lainnya di Jawa di masa lampau. 

Batik berkembang pesat pada masa kerajaan Mataram Kuno di tahun 1600 sampai tahun 1700 an. 

Di masa itulah, batik menyebar luas ke seluruh wilayah Jawa. Untuk keperluan upacara dan busana bangsawan, para seniman keraton membuat bermacam ragam motif batik. 

Kemudian, keraton Solo dan Yogyakarta, selaku penerus Mataram, mulai memperkaya motif batik warisan leluhurnya.

Macam - Macam Batik dan Cara Membuatnya. Klik Disini.

Di masa itu, mayoritas batik haris kerajinan tangan para seniman batik mayoritas atau kebanyakan batik tulis dan batik cap muncul setelah perang dunia pertama berakhir sekitar tahun 1920-an.

Batik - Sejarah Pembuatan Batik Cap Dahulu Hingga Kini
Batik - Sejarah Pembuatan Batik Cap Dahulu Hingga Kini 

Pada mulanya, batik di kerjakan hanya sebatas pada wilayah keraton saja. Namun, karena tedapat banyak pengikut raja yang bermukim di luar istana keraton, 

maka kesenian ini juga terbawa hingga keluar keraton dan dikerjakan oleh para seniman batik di rumahnya masing-masing. 

Tak lama setelah hal itu terjadi, seni membatik ini mulai banyak ditirukan oleh orang-orang terdekat para pengikut sang raja yang kemudian meluas menjadi pekerjaan kaum wanita untuk mengisi waktu luang mereka. 

Maka, batik yang awalnya hanya digunakan oleh Raja dan keluarga keraton, akhirnya menjadi pakaian rakyat yang cenderung lebih banyak digemari baik oleh para wanita ataupun pria.

Ciri Khas Batik Pekalongan. Klik Disini.

Pada mulanya, batik dibuat hanya dengan mengunakan kain kanfas berwarna putih yang diberi nama kain mori.

Namun di masa sekarang ini (modern), batik yang sudah menjadi kain tradisional Indonesia juga dibuat di atas permukaan bahan lain, seperti kain sutra, polyester, rayon, dan bahan sintetis lainnya. 

Disamping itu pula, tedapat cara pembuatannya yang mengalami banyak perubahan. Selain batik tulis (yaitu batik yang mitifnya dibentuk dengan menggunakan tangan), 

sekarang ini juga terdapat batik cap, batik printing (massal atau menggunakan mesin cetak otomatis), batik painting dan sablon.

Selain dari teknik yang telah dijelaskan diatas tadi, terdapat pula teknik pembuatan batik dengan cara mengecatkan atau melukiskan langsung pada kain menggunakan pewarna dan kuas untuk membuat motif atau citra tertentu. 

Bahkan , belakangan ini tedapat pula beberapa orang yang mencoba memperkenalkan cara membuat batik dengan cara menyemprotkan langsung tinta ke kain menggunakan peralatan yang disebut dengan air brush. 

Biasanya motif yang dihasilkan adalah motif -motif pop dan kontemporer.

B. Batik Masa Kini/Modern.

Pada mulanya, batik identik dengan acara resmi, seperti pertemuan, pesta pernikahan, dan lainnya. 

Namun kini, seiring berjalannya waktu maka batikpun mengalami perkembangan seperti contohnya, pada masa kini, 

Jenis - Jenis Alat Untuk Membuat Kain Batik. Klik Disini.

anak sekolah sudah menggunakan batik untuk kesekolah, batik dugunakan pula untuk bersantai atau dijadikan pakaian sehari-hari seperti pakaian lain pada umumnya.

Dengan semakin berkembanganya tren masa kini, beraneka disain baju batik semakin populer dan beragam jenisnya, seperti baby doll, baloon, kerut dan lainnya. 

Maka tidak salah lagi jika muncul suatu pernyataan bahwa dalam setiap lemari pakaian orang Indonesia dapat dipastikan didalamnya terdapat batik Indonesia.

Selain populer di kalangan masyarakat Indonesia, batik juga terkenal di kalangan masyarakat dunia sebab warisan batik nenek moyang kita telah menembus pasar mancanegara

hingga dapat sampai hingga ke benua Eropa, Australia, Asia, Afrika, dan Amerika.

Batik - Sejarah Pembuatan Batik Dahulu Hingga Kini
Batik - Sejarah Pembuatan Batik Cap Dahulu Hingga Kini

Pada umumnya, batik di eksport dalam bentuk kain yang panjang (belum berbentuk pakaian), kemeja, dan busana wanita. 

Cara Termudah Dalam Membuat Batik ada Disini.

Banyak pula yang dipasarkan dalam bentuk seprai, sarung bantal, dan taplak meja. Sebagai produk busana, perkembangan batik tidak lepas dari tren mode ( tumbuh kembang pasar di masa sekarang ini).

Tidak heran apa bila batik Indonesia mengalami perkembangan yang cukup siksnifikan, baik itu dari bentuk aau pola hiasannya, warna serta coraknya. 

Batik tradisional yang di nominasi dengan motif binatang dan tanaman sempat bergeser pada motif abstrak seperti awan, relief candi, serta motif wayang. 

Hanya saja, semua motif batik yang bermunculan saat ini tetap bertumpu pada pakem tradisional.

Akibat dari perkembangan batik tesebut, warisan budaya Indonesia ini sempat diklaim oleh negara tetangga kita yaitu malaysia

yang menyatakan bahwa batik adalah budaya batik merupakan budaya yang berasal dari negaranya. 

Menanggapi klaim tersebut, pemerintah Indonesia pun pada akhirnya berinidiatif untuk mendaftarkan batik ke UNESCO.

Dalam rangka mendapatkan pengakuan sebagai warisan budaya dunia. Pemerintah Indonesia harus melalui berbagai proses yang panjang.

Ciri Khas Batik Yjogjakarta dan Tegal yang Terkenal. Klik Disini.

Hasilnya, pada tanggal 2 Oktober 2009, UNESCO mengukuhkan batik Indonesia sebagai Global Cultural Heritage (warisan budaya dunia) yang berlangsung di Prancis. 

Harapan dan tujuan pemerintah dan para pihak yang terkait dengan dikukuhkannya batik ini adalah memperkuat legitimasi Indonesia dalam pengembangan batik sebagai salah satu warisan budaya.

Dengan adanya pengakuan dari UNESCO tersebut, maka tanggal 2 Oktober dijadikan sebagia hari batik Nasional, dan mengajak masyarakat untuk memakai atau menggunakan batik. 

Ini dilakukan sebagai wujud kebanggaan bangsa Indonesia terhadap batik peninggalan leluhur kita yang menjadi warisan budaya dan patut untuk dikembangkan

sekaligus menjadi bukti bahwa batik memang milik Indonesia yang kaya akan budaya dan filosofi yang tinggi.

Sikap peduli Pemerintah Indonesia dalam memperjuangkan batik Indonesia untuk mendapatkan pengakuan tidak terlepas dari esensi kultural dan historis batik Indonesia. 

Nilai budaya dari batik antara lain terkait dengan ritual pembuatan, ekspresi seni, simbolisme ragam hias, dan identitas budaya daerah. 

Pembuatan batik di beberapa daerah yang di awali dengan ritual khusus bertujuan untuk memberikan nilai estetika dan filosofis terhadap batik secara mendalam. 

Demikian ulasan atau penjelasan singkat tentang sejarah pembuatan batik dahulu hingga kini di atas, semoga ada manfaatnya dan terimakasih. 

Sumber : Mengenal dan membuat batik_2013
Penulis : Abdul Aziz Sa'du.
Penerbit : Pustaka Santri-Jogjakarta.