14 Cara Mudah Membuat Batik Tulis
Cara Membuat Batik Tulis.
Membatik hanya dapat dibuat oleh orang tertentu saja. Apaa....? Siapa bilang membuat batik (membatik) hanya bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu saja atau orang-orang yang mempunyai bakat? Pada dasarnya, semua orang bisa membatik, jika ia memang mempunyai keinginan sungguh-sungguh untuk melakukannya.
Batik merupakan karyaseni atau kerajinan dengan nilai seni yang tinggi serta menjadi bagian dari budaya Indonesia sejak dahulu kala terutama di Pulau Jawa . Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia yang sampai saat ini masih ada dan berkembang pesat. Perempuan-perempuan jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian dalam keseharian.
Tradisi membatik merupakan tradisi yang turun-temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tradisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Busana batik pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh mantan presiden Soeharto pada konferensi PBB. Kala itu, Soeharto merupakan satu-satunya orang yang memakai busana batik di acara konferensi.
Kain batik yang indah dan menarik tentunya tidak lepas dari tangan-tangan pengrajin dalam membuat batik. Berbagai macam cara yang dilakukan untuk menciptakan.
Karya seni tradisional ini tentunya dilakukan dengan keuletan dan menggunakan teknik-teknik tradisional alami yang mampu menghasilkan kain batik yang baik dan sempurna. Dalam hal itu, suatu pola motif indah yang dilakukan dengan tradisional dan alami akan membuat nilai suatu batik menjadi sangat tinggi dibandingkan dengan pembuatan batik menggunakan teknik modern seperti cap, printing, sablon, dan sebagainya.
Motif batik dibentuk dengan cairan menggunakan alat yang dinamakan canting. Canting digunakan pada kain batik yang mempunyai motif halus. Untuk motif kasar dan berukuran besar biasanya menggunakan kuas sehingga mempercepat dalam prosesnya. Fungsi dari cairan lilin supaya meresap ke dalam serat kain.
Selain teknik yang telah disebutkan diatas ada juga teknik pembuatan batik dengan cara mengecatkan langsung pewarna pada kain menggunakan kuas untuk membuat motif atau citra-citra tertentu bahkan belakangan ini ada juga beberapa orang yang mencoba memperkenalkan cara membuat batik dengan cara menyemprotkan langsung tinta ke kain menggunakan alat yang disebut air brust biasanya motif yang dihasilkan adalah motif pop dan kontenporen tidak akan dibahas dalam buku ini karena fokus penulis adalah pembuatan batik tradisional perlengkapan orang membuat batik membatik tidak banyak mengalami perubahan dari dahulu hingga sekarang.
Dilihat dari peralatan dan cara mengerjakannya membatik dapat digolongkan sebagai suatu kerja yang bersifat tradisional. Dalam membuat batik,ada beberapa hal dipersiapkan antara lain alat-alat untuk membatik, bahan batik, yaitu mori, dan langkah-langkah membatik.
Langkah-langkah membatik.
1. Membuat desain batik di atas mori motif biasanya memiliki selera berbeda ada lebih suka motif sendiri ada pula memilih untuk megikuti motif-motif umumyang telah beredar atau banyak.
2. Melukis dengan lilin/malam dengan mengikuti pola
3. Menggunakan canting yang berisi lilin melapisi motif disesuaikan dengan kebutuhan. Tujuannya agar pencelupan bahan ke larutan warna diberi lapisan lilin.
4. Menutupi bagian halus, dan kuas untuk bagian berukuran besar agar saat bahan ke larutan pewarna yang diberi lapisan lilin tidak terkena
5. Pewarnaan pada bagian tertutup oleh lilin.denagn mencelupkan kain pada warna yang diinginkan
6. Menjemur kain sampai kering
7. Proses pembatikan, yaitu melukis dengan lilin menggunakan canting untuk menutup bagian yang dipertahankan pada pewarnaan pertama.
8. Melakukn proses pencelupan warna yang kedua
9. Menghilangkan lilin pada kain dengan cara meletakan di air panas di atas tungku
10. Melakukan proses pembatikan dan penutupan lilin untuk menahan warna pertama dan kedua.
11. Membuka dan menutup lilin sesuai dengan warna dan kompleksitas yang diiginkan
12. Pelorotan. Caranya, kain yang berubah warna dengaan air panas.tujuannya menghilangkan lapisan lilin motif yang telah digambar tampak telihat jelas. Motif yang telah anda gambar terkena warna bagian atas diselimuti lapisan tipis. Setelah selesai, maka batik tersebut telah siap digunakan. Pelorotan dilakukan misalnya terhadap kaiin baju batik, sarung batik, baju kebaya, kain bordir, dan lain sebagainya.
13. Bliriki, yaitu meneruskan tembokan agar bagian yang dikehendaki tertutup sungguh-sungguh. Apabila tahap terakhir ini sudah selesai, berarti proses pembatikan juga telah selesai. Hasil Bliriki disebut blirikan, tetapi lebih sering lebih sering disebut dengan tembokan. Membatik dianggap selesai apabila proses terakhir tadi selesai. Dahulu di daerah surakarta, setiap selesai tahap-tahap tadi, batikan dijemur sampai hampir meleleh.
Maksud penjemuran itu ialah agar lilin pada mori tidak mudah rontok atau hilang. Sebab, malam panas waktu digunakan untuk membatik dan bersinggungan dengan mori dingin akan membeku dengan tiba-tiba. Pembekuan lilin itu kurang baik karena batikan sering patah-patah dan lilin mudah rontok. Tetapi jika dijemur, pemanasan terjadi secara merata dan mori ikut terpanasi.
Proses pengembangan ini memperkuat melekatnya lilin yang akan meleleh. Sebelum lilin meleleh, batikan harus diangkat dengan hati-hati ke tempat yang teduh gar batikan secara serentak akan mendingin. Proses pendinginan ini pun ada keuntungannya karena antara mori dan lilin saling memperkuat daya lekat.
14. Mencuci kaintersebut, kemudin mengeringkan dengan menjemur sebelum dapat digunakan dan dipakai.
Demikian langkah-langkah yang dibutuhkan untuk menciptakan sebuah karya seni batik yang indah. Selanjutnya bergantung daya kreativitas yang muncul dalam diri seseorang dalam membatik. Dari sekian alat, bahan, dan langkah-langkah diatas akan menghasilkan kain batik yang biasa dikenal dengan istilah batik tulis. Terimakasih semoga bermanfaat.
Sumber : Mengenal dan membuat batik_2013
Penulis : Abdul Aziz Sa'du.
Penerbit : Pustaka Santri-Jogjakarta.