Gerak Dasar Tari - Konsep, Teknik, dan Prosedur
Konsep, Teknik, dan Prosedur Gerak Dasar Tari
Seperti kita ketahui bersama bahwa Gerak adalah dasar dari tari dan kita ketahui bersama pula bahwa manusia pada hakekatnya dapat bergerak, sehingga manusia dapat menari. Tari menggunakan sarana lain kecuali tubuh manusia itu sendiri yang menghasilkan gerak. Namun agar dapat menari dengan baik, diperlukan pengetahuan dan rasa kinestetis pada tubuh dan bagian-bagiannya. Kinestetis menyadarkan para penari akan tubuhnya, kesadaran tubuh yaitu suatu kemampuan untuk memahami dan mengendalikan body (tubuh) dan seluruh bagiannya sehubungan dengan kesadaran akan tubuh tersebut.
Sesuai dengan tema atau judul diatas, maka kita akan membahas satu persatu materi tersebut dimulai dari konsep, lalu teknik dan terkahir dengan proses dasar gerak dalam tari. Untuk jelasnya mari kita simak ulasan berikut.
A. Konsep Gerak Dasar Tari
Gerak dalam tari tentunya memiliki gerak yagn beragam lengkap dengan ciri khas dan keunikannya masing-masing. Setiap gerak tari tidak hanya stak pada gerak tari baku melaikan gerak tari dapat dikembangkan menjadi gerak tari kreasi.
Tari Betawi misalnya yang dikelompokkan kedalam dua jenis tari yaitu bentuk tari topeng dan tari cokek. Tari ini memiliki ragam jenis gerak dasar yang terdiri dari Gibang, selancar, rapat nindak, kewer, pakblang, goyang plastik, dan gonjingan. Dari ragam gerak dasar tersebut, dapat dikembangkan lagi menjadi gerak yang lebih ritmis dengan ruang gerak yang lebih luas.
Selain itu contoh lainnya yaitu tari bali dan tari pagellu yang masing-masing memiliki ciri khas masing-masing dalam teknik geraknya. Pada tari bali, terdapat ragam gerak yang terdiri dari ngumbang, agem, angsel, piles, dan ngesek yang memiliki gerak yang dinamis dengan ciri khas geraknya dan ditambah dengan gerakan matanya atau disebut dengan (nyeledet).
Gerak Dasar Tari - Konsep, Teknik, dan Prosedur |
Untuk tari Jawa, biasanya ditujukan pada gerak yang bertumbuh kembang dalam keraton atau istana yang identik dengan aturan - aturannya tersendiri dalam melakukannya sebab setiap geraknya memiliki makna dan filosofi. Tari Jawa memiliki gerak dasar yang terdiri dari srisig, sabetan, hoyog, lumaksana, kengser, seblak sempur, dan ulap-ulap dengan ciri khas gerakan yang lembut.
Dalam gerak tari, terkandung tenaga/energi yang mencakup ruangdan waktu. Artinya gejala yang menimbulkan gerak yaitu tenaga dan bergerak berarti memerlukan ruang dan membutuhkan waktu ketika proses gerak berlangsung. Aspek gerak dibagi menjadi gerak bagian kepala, kaki, tangan, badan, dan jarak ( Rodolf Von Laban ).
Rentangan atau tingkat gerak (space) dan gerak yang kuat, lemah, elastis, penekanan. Maka dari itu, munculnya gerak tari tersebut berasal dari proses pengolahan yang telah mengalami stilasi (digayakan) dan distorsi (pengubahan), yang kemudian melahirkan dua jenis gerak yaitu gerak murni dan gerak maknawi.
Berikut ini akan diberikan beberapa contoh gerak murni yang ada pada tari tradisi yang diantaranya adalah sebaga berikut :
1. Gerak dasar tari bagian kaki.
- Adeg- adeg ( jawa ) adalah kesiapan sikap dasar kaki pada saat memulai untuk menari.
- Wedhi kengser (Jawa) dan secer (sunda) adalah gerak menggeser telapak kaki ke samping kanan dan kiri.
- Trecet adalah gerakan bergeser ke samping (kanan atau kiri) dengan kaki jinjit dengan lutut di tekuk.
- Trisig (jawa) dalah gerak berpindah tempat, maju, mundur dan berputar dengan berlari kecil, jinjit, dan tubuh sedikit direndahkan.
2. Gerak dasar tari bagian tangan.
- Gerak ngiting,
- Gerak nyampurit (sunda),
- Gerak nyempurit (jawa),
- Gerak ngrayung,
- Gerak pa'blang (betawi),
- Gerak kewer (betawi),
- Gerak capang (sunda), dan
- Gerak ukel.
3. Gerak dasar tari bagian kepala.
- Gilek, yaitu gerakan kepala yang membuat lengkungan kebawah, kiri, dan kanan,
- Galieur, yaitu gerakan halus pada kepala penari yang dimulai dari menarik dagu, kemudian ditarik dengan leher kembali ke arah tengah,
- Pacak gula dan jiling, yaitu gerakan kepala kekiri dan kekanan secara cepat.
B. Teknik dan Proses Gerak Tari
Keunikan pada tari terdapat pada gerakannya dan keunikan tersebut bersumber sesuai dengan dari mana tari tersebut berasal. Dlaam melakukan gerak, dibutuhkan teknik dan prosedur yang berbeda. Teknik berhubungan dengan cara melakukan gerakan sedangkan prosedur berhubungan dengan tahapan-tahapannya.
Misalnya pada gerakan berjalan, ada yang dilakukan dengan teknik jinjit dan prosedur untuk melakukan teknik jinjit misalnya dimulai dari badan yang bertumpuh pada tumit dan melangkah step by step.
Perhatikan contoh berikut ini.
1. Teknik gerak pada badan.
Gerak Dasar Tari - Konsep, Teknik, dan Prosedur |
- Hoyog, yaitu gerakan badan dicondongkan ke samping kanan atau kesamping kiri,
- Engkyek, yaitu gerakan badan dicondongkan ke kiri atau ke kanan, dengan sikap tangan lurus ke samping,
- Polotan, yaitu gerakan atah pandangan,
- Oklak, yaitu menggerakkan pundak ke depan dan ke belakang,
- Entrag, yaitu menghentakkan badan ke bawah berkali-kali seakan-akan badan mengeper.
2. Teknik gerak pada kepala.
Pada tari Jawa Barat seperti :
- Galeong,
- Gelieur, dan
- Gelangan kepala tengok kanan dan kiri.
3. Teknik gerak pada kaki.
Gerak Dasar Tari - Konsep, Teknik, dan Prosedur |
Menghentakkan ujung telapak kaki seperti :
- Gejuk, yaitu menghentakkan kaki ke belakang dan jinjin,
- Kengser, yaitu bergerak ke kiri atau ke kanan dengan mengerakkan kedua telapak kaki,
- Srisig, yaitu lari kecil dengan berjinjit,
- Trecet, yaitu telapak kaki jiniit bergerak ke kiri dan ke kanan, dan
- Tunjak tancep, yaitu sikap berdiri diam.
4. Teknik gerakan pada tangan.
Lengan menggerakkan kedua tangan dengan arah yang berlawanan.
- Pakblang, yaitu meluruskan kedua tangan ke atas dengan tapak tangan mengarah ke atas dan kebawah,
- Ngerayung, yaitu gerakan telapak tangan membuka dan ibu jari di tekuk ke telapak tangan.
Setiap tarian etnis memiliki gerak dasar yang berbeda-beda dimana perbedaan itu dipengaruhi leh salah satunya yaitu faktor sosial. Hal tersebut terjadi sebab tari merupakan bagian dari kehidupan masyarakat pendukungnya, misalnya gerak tari Minang yang mirip dengan gerakan pencak silat.
Gerakan tari bisa dilakukan dengan baik dan benar jika teknik dan prosedurnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku sesuai dengan dari mana gerak tari itu berasal. Gerak pada tari tradisi sering memiliki standar atau aturan bakuyang harus dilakukan. Seorang penari akan dapat melakukan teknik dan prosedur gerak tari yagn benar jika dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan.
Penari-penari tradisi melakukan satu jenis tari berulang-ulang dan semakin dilakukan akan semakin nampak pula kemampuan melakukan gerakan tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teknik dan prosedur setiap gerak dilakukan dengan berbeda-beda