Proses, Teknik dan Alat Kerajinan Tekstil
Proses pembuatan kerajinan tekstil terdiri dari beberapa tahapan yang dimulai dari proses serat atau benang menjadi kain, kemudian kain menjadi tekstil serta pewarnaan dan pemasangan aksesoris untuk suatu fungsi atau nilai tertentu seperti menambah nilai keindahan atau nilai estetis pada produk kerajinan tekstil yang dibuat.
1. Proses Pembuatan Kerajinan Tekstil.
a. Proses pembuatan pada kerajinan tekstil, terdiri dari beberapa tahapan.
- Pertama, pembuatan serat/benang menjadi kain/tekstil yang menggunakan teknik tenun.
- Kedua, pembuatan kain/tekstil menjadi satu bentuk kerajinan tekstil.
- Proses pemasangan asesoris atau finishing sehingga menghasilkan kerajinan tekstil yang siap digunakan.
b. Proses pewarnaan.
Proses pewarnaan pada kerajinan tekstil dapat dilakukan pada serat benang, pada kain atau pada bagian akhir setelah kerajinan tekstil yang dibuat menjadi terbentuk. Pewarnaan pada benang dilakukan dengan cara pencelupan serat atau benang.
Pada kerajinan tekstil tanpa motif atau polos, pewarnaan dilakukan dengan pencelupan dengan 1 warna saja, sedangkan untuk menghasilkan kerajinan tekstil dengan motif tertentu, pewarnaan menggunakan teknik ikat dengan beberapa kali pewarnaan.
Pewarnaan pada kain kerajinan tekstil dapat menggunakan berbagai macam teknik seperti teknik rintang warna, contohnya seperti teknik batik atau jumputan, teknik print seperti cap, sablon, atau digital printing serta teknik lukis.
c. Proses Dekorasi.
Proses dekorasi pada kerajinan tekstil dapat dilakukan pada kain atau pada produk yang sudah terbentuk, dengan teknik sulam dan bordir, maupun penambahan aksesori untuk menambah keindahan produk kerajinan tekstil.
2. Teknik Pembuatan Kerajinan Tekstil.
A. Teknik Tenun.
Teknik pembuatan kain yang masih tergolong kerajinan tradisional karena menggunakan keterampilan tangan adalah teknik tenun. Teknik pembuatan kain dengan mesin otomatis tidak termasuk dalam kerajinan tradisional.Kain tenun yang ada di Indonesia dikerjakan dengan dua macam teknik tenunan, yaitu;
a. Tenun gendong (benang lungsi yang akan ditenun diikat hingga mengelilingi punggung penenun) yang digunakan di seluruh Indonesia, dan
b. Teknik tenun yang menggunakan bingkai kayu sebagai alat bantu tenun.
Pada teknik tenun dua jenis, dengan benang lungsin putus yang akan menghasilkan kain panjang atau selendang dan dengan benang lungsin tidak terputus untuk menghasilkan sarung (berbentuk tabung).
Adapun Proses teknik tenun diantaranya adalah sebagai berikut ini.
- Menyiapkan benang lungsin yang ukuran panjangnya sama dengan panjang kain yang diinginkan.
- Memasang benang lungsin pada cucukan.
- Menyiapkan benang pakan.
- Penenunan dikerjakan dengan cara memasukan benang pakan ke antara benang-benang lungsin.
B. Teknik Pewarnaan.
Dalam dunia tekstil, umumnya teknik pewarnaan kain tradisional Indonesia memanfaatkan proses celup dengan menggunakan teknik rintang warna seperti teknik batik dan teknik pada Kain Sasirangan khas Banjar, Kalimantan Selatan, dan teknik ikat pada pewarnaan serat atau benang tenun.a. Teknik Ikat Celup
Teknik pewarnaan ikat terdiri atas ikat (hanya pada benang lungsin atau pakan) dan ikat ganda (pewarnaan pada benang pakan dan lungsin ) yang langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut.
- Langkah pertama adalah teknik ikat celup menempatkan benang pakan/lungsin pada plangkan.
- Langkah kedua adalah menggambarkan pola motif pada benang yang sudah terpasang pada plangkan.
- Langkah ketiga adalah mengikat bagian benang sesuai dengan motif yang diinginkan.
Ikatan yang kuat, tebal dan rapi akandapat menghalangi warna dengan baik. Benang yang sudah diikat tersebut kemudian dicelup dengan warna-warna sesuai dengan rancangan. Teknik pewarnaan kerajinan dilakukan mulai dari warna yang paling tua hingga warna yang paling muda.
Setelah proses pewarnaan pertama, warna kedua kemudian diperoleh dengan melepaskan ikatan pada bagian yang ingin diwarnai, dan seterusnya hingga selesai. Benang yang sudah diwarnai lalu kemudian dikeringkan dan setelah kering, benang lungsin dipasang pada alat tenun, sedangkan benang pakan dipasang pada kelenting.
b. Teknik Rintang Warna.
Selain teknik pewarnaan ikat celup pada benang tenun, terdpat pula teknik lain yakni teknik rintang warna dengan menggunakan lilin atau malam, yaitu teknik batik yang pada masa Kerajaan Majapahit, teknik batik diaplikasikan di atas daun lontar. Berangkat dari hal tersebut, setelah diperkenalkannya material kain dari serat katun, sebagai pengganti serat alam lainnya yang lebih kasar, teknik batik mulai diaplikasikan di atas kain katun.
Kain batik, pada mulanya hanya dikerjakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga kerajaan, namun teknik tersebut mulai dikenal masyarakat luar keraton dari para pengrajin batik yang lambat laun kegiatan membatik menjadi mata pencaharian masyarakat yang hidup berdampingan dengan kerajaan.
3. Alat Pembuatan Kerajinan Tekstil.
Proses pada teknik batik serta alat yang digunakan uraiannya adalah sebagai berikut.
a. Membuat sketsa motif batik pada kain polos.
b. Menyiapkan alat dan bahan untuk membuat kerajinan tekstil seperti malam, canting, kompor batik, dan zat warna alam.
c. Memanaskan malam pada kompor batik hingga suhu 60 derajat celcius.
d. Dengan menggunakan canting ( untuk proses batik tulis) atau cap yang terbuat dari aluminium (untuk proses batik cap), Mengambil malam dan menutup pola motif pada kain sesuai sketsa yang telah ditentukan.
e. Menetukan warna celup, kemudian mencelup kain batik sesuai dengan warna yang telah ditentukan.
f. Melorod atau melepas malam dengan cara merebus kain pada air yang mendidih, kemudian dibilas dan didingin - dinginkan.
g. Untuk proses pewarnaan yang lebih dari satu warna, langkah pengerjaannya dimulai dari menggambar dengan canting atua cap hingga melorod kemudian di ulang sesuai dengan warna yang di inginkan.
Demikian penjelasan singkat tentang proses, teknik dan alat kerajinan tekstil tersebut diatas, semoga bermanfaat dan terimakasih.
Sumber: Kemendikbud_RI-2019.