14 Jenis Aliran Seni Rupa Nusantara dan Macanegara Beserta Contoh Karyanya
Aliran Seni Rupa Nusantara dan Macanegara Beserta Contoh Karyanya
Sesuai dengan judul atau temanya, kita akan mencoba mengurai ke 14 jenis aliran seni rupa tersebut beserta contoh karyanya.
Dengan harapan agar kita dapat semakin menambah referensi tentang seni rupa sebagai bentuk apresiasi dan kecintaan kita terhadap seni rupa itu sendiri.
Pada artikel sebelumnya telah kita bahan mengenai jenis – jenis tema seni rupa lengkap dengan contoh karyanya.
Dan kali ini merupakan kelanjutan yang wajib dibawa baik baik agar kita lebih mengerti lagi tentang apa hubungan antara tema dan aliran dalam berkarya seni rupa.
Untuk jelasnya mari kita simak uraian singkat berikut ini.
Pergolakan yang terjadi antara perkembangan manusia dengan reaksi kemapanan memicu lahirnya gaya atau aliran dalam seni rupa.
Jadi gaya atau aliran dalam seni rupa tersebut muncul hanya sebagai sebab dan akibat.
Kemunculannya terkadang berawal dari adanya pertentangan, kejenuhan terhadap gaya atau aliran yang sebelumnya.
Gaya atau aliran ini banyak tercatat dari dunia luar atau mancanegara terutama dari Eropa dan Amerika,
Yang kemudian menyebar ke berbagai penjuru dunia tak terkecuali Indonesia.
Jenis aliran seni rupa ini banyak nampak pada karya – karya seni rupa seperti seni patung, seni kriya dan yang paling banyak dari semua itu terdapat pada seni lukis.
Baca juga: Penciptaan Seni Rupa Murni
Berikut uraian dari beberapa aliran tesebut:
Aliran Romantisme-Klasik Karya Raden Saleh |
Pada masa puncak imperialisme dan kolonialisme di abad XIX, industrialisme pun ikut berkembang.
Pengaruhnya juga nampak dalam seni yang melahirkan aliran romantisme dimana temanya berusaha memunculkan atau mengungkap kisah – kisah dramatis kepahlawanan yang mengharukan.
Adapun beberapa senian perupa yang cukup terkenal diantarnya adalah:
- Delacroix dari Prancis,
- William Blake dari Inggris, dan
- Raden saleh dari Indonesia.
Patung terkenal bernama La Marseilaisse yang di buat oleh Rude merupakan salah satu karya seni rupa 3 dimensi yang beraliran romantisme yang menghiasi kota Paris.
Baca juga: Proses Kreatif Seni Rupa 2 Dimensi
Lahirnya aliran realisme ini merupakan bentuk ketidak setujuannya terhadap keadaan tanpa realitas dengan anggapan bahwa ‘karya adalah catatan zaman’ atau ‘karya adalah sejarah bagi zamannya’.
Maka dari itu, oleh perupa yang beraliran realisme ini menganggap bahwa penyimpangan terhadap realitas merupakan pengelabuan terhadap sejaah pula.
Para senian perupa realis lebih memilih banyak berkarya di sanggar dengan tema perilaku kehidupan manusia pada masa itu.
Adapun para tokoh penganut aliran realisme tersebut adalah:
Gustava Coubert, 1819 – 1877 |
- Gustava Coubert, 1819 – 1877,
- Dan di Indonesia yaitu, Hendra, Abdullah, Basuki Abdullah, Rustamaji dan S.Sudjojono.
Baca juga: Pamerna Seni Rupa
Antara karya realisme dan karya naturalisme cukup sulit untuk dibedakan, karena keduanya sama – sama menggambarkan kehidupan nyata atau realita.
Hanya saja, aliran Realisme bertolak pada perilaku kehidupan manusia, sedangkan Naturalisme lebih menekankan pada kenyataan yagn didapatkan oleh indera penglihatan atau mata ketika itu.
Dalam berkarya seni lukis dengan aliran naturalisme ini, ada beberapa perupa yang cukup terkenal seperti;
- Theodora Rouseau,
- Julis Dupre,
- Charles Prancois daubighy,
- Jen.F.Millet,
- Jean.B. Camillet, dan
- Corot.
Aliran Naturalisme, Jen.F.Millet |
Meraka atau para seniman perupa mancanegara tersebut diatas tergabung dalam satu kelompok yang bernama “ BARBIZON”.
Sedangkan di Indonesia sendiri terdiri dari;
- Abdi Suriasubroto, dan
- Wahdi Sumantha.
Baca juga: Seni Rupa 3 Dimensi
Jika pada aliran Realisme cenderung para seniman lukisannya melukis di sanggar, tentu hal tersebut bisa saja membuat suatu kejenuhan.
Maka atas inisiatif dari kelompk “BARBIZON” ini pula, mereka mulai melukis di alam bebas atau alam terbuka.
Hanya saja jika melukis di alam terbuka diperlukan kecepatan menangkap bentuk melalui mata dengan bantuan pantulan cahaya.
Dan jika bekerja dengan cara cepat maka tentunya tidak akan dapat menghasilkan yang detail.
Ada juga yang mengatakan bahwa aliran ini juga merupakan aliran Realisme Cahaya “light Painting”, dengan tokohnya adalah:
- Claude monet,
- Pierre Auguste Renior,
- Eduoard Manet,
- Maquet, dan
- Adgar Degas.
Sedangkan di Indonesia sendiri seniman lukis yang beraliran ini adalah
- Koempoel Sujatno,
Aliran Impresionesme, karya-"Koempoel Sujatno" |
- Koentjaraningrat, dan
- Lainnya.
Baca juga: Ruang Lingkup Seni Lukis
Aliran ini tidak begitu lama bertahan (kurang lebih hanya berkisar 5 tahunan), namun telah membuat banyak sensasi yang luar biasa.
Hal tersebut mungkin disebabkan karena pengaruh kebebasan yang di eluh – eluhkan pada awal abad ke 20.
Lahirnya aliran fauvisme sebaai kelompok aliran seni merupakan suatu pertanda munculnya dinamika baru dalam seni rupa yang ditandai dengan peralihan nilai – nilai yang baru pula.
Bagi para pelukis Fauvisme ini, aktifitasnya didasari oleh cintanya terhadap seni melukis tanpa pamrih.
Mereka tidak menuntut suatu pengertian apa – apa kepada publik, bahkan hingga berani menampilkan warna – warna yang mencolok pada karyanya.
Adapun kelompok aliran Fauvisme ini terdiri dari:
- Henri matisse,
- Andre Derain,
- Maurice de Vlaminck,
- George Rousult,
- Kees Van Dongen, Roul Dufy dan lainnya.
Di Indonesia sendiri aliran ini digeluti oleh beberapa orang seniman pula diantarnya:
- Sudjono Abdullah,
- Trisno Sumardjo,
Aliran Fauvisme oleh "Trisno Sumardjo" |
- Hendra Gunawan,
- Basuki Resobowo, dan lainnya.
Baca juga: Tujuan dari Karya Seni Lukis
Pada karya – karya ekspresionisme ini merupakan pengungkapan luapan perasaan.
Pada kebebasannya nampak distorsi bentuk – betuk dan warna untuk melahirkan luapan emosi penciptanya.
Sehingga para penganut seni rupa ekpresionisme ini memiliki konsep tentang kebebasan distorsi bentuk dan warna.
Pada karya – karya lukis dalam aliran ini juga memiliki luapan emosi dan olahan pengalaman hidupanya yang tidak didasarkan pada panca indera, namun dengan kejiwaan perupanya.
Adapun tokoh – tokoh seni rupa ekspresionisme ini diantaranya adalah:
- Vincent Van Gogh,
- Paul Gauguin,
- Dan kelompok seniman Der Blaue Raiter dengan tokoh Franzz Marc dan Wassily Kandinsky.
Di Indonesia ada seniman perupa seperti:
- Affandi dan
- Popo Iskandar.
Aliran Ekspresinisme, oleh "Paul Gauguin" |
Dalam karya aliran kubisme, bentuk - bentuk formal yang terlihat di alam cenderung diabaikan, objek gambar ditangkap secara asensial,
Baca juga: Pengertian Seni Lukis
yang kemudian diungkapkan dalam suatu karya dengan bentuk – bentuk yang geometris.
Jika melihat perwujudan karya kubisme ini, terdapat atau ada dua jenis teknik, yaitu:
a. Kubisme - Analitik,
Yaitu tampak objek gambar terpecah menjadi bentuk – bentuk geometriks, dan
b. Kubisme - Sintetik,
Yaitu tampak bentuk objek menjadi bentuk geometrik.
Dari aliran ini, lahir para seniman perupa yang terkenal diantaranya adalah sebagai berikut.
- Paul Cazane,1907, kemudian lahir pula pelukis,
- Georges Brague, Prancis dan
- Pablo Picasso, Spanyol yang menjadi tokoh dari aliran ini.
- Ada pula tokoh lainnya sepeti, Juan Gris,
- Firnand Leger dan lainnya.
Aliran Kubisme oleh "Pablo Picasso" |
Sedangkan di Indonesia, meskipun aliran ini tidak begitu dicitrakan, namun cukup memengaruhi khasanah seni rupa.
Seniman perupa yang menganut aliran ini yaitu,
- Ipe ma’ruf,
- Kaboel suadi,
- Januari dan lainnya.
Baca juga: Unsur Visual dalam Karya Seni Lukis
Robert Delaunay bisa dikatakan sebagai pencipta karya seni rupa dengan aliran Orphisme yang pertama pada tahun 1911.
Karya – karya dengan aliran orphisme ini cenderung mengaburkan objek dengan tujuan mempertajam dan menegaskan warna – warna dalam karya lukisannya.
Sifat karya ini nonobjektif atau komposisinya tidak memiliki motif, namun terdiri dari pola – pola warna geometrik.
Tokoh – tokoh aliran orphisme di mancanegara terutama di Eropa yang terkenal seperti;
- Robert Delaunay,
- Fran Kupka, dan
- Terk Sonia Delaunay.
Dan di Indonesia sendiri, yaitu
- But Mukhtar,
- Umi Dahlan,
- Salim dan lainnya.
Aliran Orphisme oleh "Umi Dahlan" |
16. Aliran Futurisme.
Aliran Futurisme yang muncul di Itali dalam penampakan karya seni rupanya lebih menonjolkan kesan gerak dinamis, misalnya pengulangan benttuk atau warna – warna.
Baca juga: Unsur Ruang/Tekstur Seni Lukis
Hal tersebut terinspirasi dari kehidupan yang dinamis dan serba cepat dari modernisasi teknologi atau mesin.
Namun tampak tekontrol secara baik seingga terkesan gerak maju atau gerak energik.
Pada aliran ini, tokoh yang terkenal adalah;
- Giancomo Bella,
- Umberto Bocciani,
- Luigi Russolo,
- Guino Serverini dan lainnya.
Dan seniman Indonesia yang terjun dalam aliran ini, yaitu;
- Nyoman Nuarta, (pematung) dan
- Nyoman Gunarsa, (pelukis).
Aliran Futurisme oleh "Giancomo Bella" |
17. Aliran Surialisme.
Aliran seni rupa Surialisme lahir pada tahun 1924 di Paris yang dicanangkan oleh seorang Sastrawan sekaligus Seniman,
yang dipengaruhi oleh pemikiran Freud tentang alam pikiran metafisis manusia, yaitu alam sadar dan tidak sadar (penggambaran tentang sesuatu yang asing, aneh, sepi, aau misteri).
Sesuatu yang dialami telah berlalu kadang muncul kembali di dalam ingatan atau alam sadar.
Karya aliran Surialisme, penggambarannya berada antara dunia nyata dan tidak nyata, keadaan ini terkadang terasa berada dialam mimpi dan fantastik.
Jika menurut bentuknya, aliran Surialisme ini dapat dibagi menjadi duam jenis, yaitu
Yaitu panggambaran yang realistis namun ada ketidakwajaran. Aliran ini digeluti para seniman perupa diantaranya adalah;
- Salvador Dali, Spanyol,
- Y. Ves Tangguy, Perancis,
- Odilon Redon, Perancis,
- Mark Chagall, Rusia, dan
- Max Errnst, German.
Yang penggambarannya menyerupai bentuk karya abstrak tanpa didikte alam pikirannya, dan penganut aliran ini adalah;
- Joan Miro, Spanyol 1933, dan
- Andre Masson, Prancis.
Aliran Surialisme oleh "Salvador Dali" |
18. Aliran Dadaisme.
Munculnya aliran Dadaisme memberikan kejutan atau sensasi baru dalam dunia seni rupa.
Dada adalah ketiadaan batas dari bentuk dari seni itu sendiri. Bahkan Marcel Duchamp apa saja bisa menjadi seni.
Namun ada yang menilai bahwa aliran ini seolah menampakkan kesan kekurangan ide atau gagasan dalam berkarya.
Misalnya menirukan lukisan monalisa yang dibubuhi kumis, kelopak mata yang robek, kancing – kancing yang copot dan lain sebagainya.
Adapun seniman terkenal yang menganut aliran ini adalah;
- Marchel Duchamp, Amerika,
- Man Day, Amerika,
- Hans Rickter, Jerman,
- Triztan Tzara, Rusia,
- Hans Arp, Prancis,
- Max Ernst, Jerman,
- Asmodjo, Indonesia dan lainnya.
Aliran Dadaisme oleh "Asmodjo" |
19. Aliran Abstrak-Ekpresionisme
Aliran abstrak-ekpresionisme dalam seni rupa adalah penggambaran dengan tidak menampilkan objek atau terbebas dari bayangan bentuk – betuk alam.
Aliran ini cenderung menampilkan garis dan warna, sehingga pada penampakannya menganut dua jenis paham, yaitu Abstrak-Objektifisme dan Abstrak non-objektifisme.
Penggambarannya mengambil unsur atau bagian dari suatu objek (masih nampak ada bentuk), juga sering disebut faham Kubisme.
Seniman pada aliran ini diantarnya adalah;
- Willem De Kooning,
- Arshille Gorky,
- Hans Hofmann,
- Karel Appel, dan
- Philip Guston.
Yaitu penggambaran karya tanpa bentuk alam, yang didalamnya terdapat,
a. Abstrak Geometrik dengan tokohnya,
- Piet Mondrian,
- Franz Kline,
- Robert Motherwell,
- Kasmir Malevich,
- Theo Van Doesburg, dan lainnya
Aliran Abstrak oleh "Theo Van Doesburg" |
- Wassily Kandinsky dan
- Jackson Pollock.
Aliran Pop Art pada titik perkembangannya di Amerika Serikat tahun 1955 dan biasa disebut dengan ‘ popular image ’.
Aliran Pop Art tidak memiliki gaya tertentu, pemicu kreasinya adalah gaya hidup di kota yang muncul ketidak sengajaan.
Perwujudan karya – karya Pop Art oleh senimannya memanfaatkan barang – barang bekas, seperti botol kecap, sepatu atau barang – barang ronsokan lainnya dengan pandangan untuk masa kini dan yang akan datang.
Adapun seniman dengan aliran Pop Art ini diantaranya adalah;
- Tom Wasselman dengan lukisan kamar mandi dan kakus,
- Robert Rouscherberg, dengan cat jam bekas, plastik kain dan metal,
- Gerge segall, dengan Patung Rock dan Roll dari bahan gibs,
- Yoshep Beni S, dengan bekas cat yang dipagar,
- James Rosenquis, dengan cat ala gaya kota.
Aliran Pop Art oleh "James Rosenquis" |
Istilah kinetik pertama kali digunakan pada tahun 1950 setelah seniman mengeksplorasikan gerak dalam karyanya.
Aliran Kinetik Art, artinya seni gerak, merupakan aliran yang melibatkan unsur gerak dan efek – efek tertentu.
Efek gerak pada seni rupa ini, yakni dimunculkan melalui konstruksi dari tenaga mesin/alam pada karya;
Membuat karya untuk mengelabui penglihatan yang seolah – olah bergerak;
Memanfaatkan cahaya dan posisi berubah – ubah pada karya dan memanfaatkan pantulan/bayangan cahaya dari penonton/pengunjung.
Seniman perupa yang terkenal dengan aliran Kinatik Art ini diantaranya adalah;
- Naum Gabo,
- Alexander Calder,
- George reckey,
- Pol bury,
- Prancios Moralet,
- Julio Le Parc dan lainnya.
Di Indonesia aliran ini disebut sebagai aliran Optik Art (Op Art di mancanegara).
Istilah Optical juga disebut ratinal (penglihatan) dan prinsip inilah yang diterapkan dalam berkarya.
Aliran ini bercirikan pengulangan bentuk geometris atau garis – garis yang teratur, rapi dan terperinci.
Karena menerapkan fungsi jalur atau pola paralel bidan gsegi empat, lingkaran atau kemungkinan lainnya dengan secermat – cermatnya agar dapat mengecoh mata untuk nampak efek – efek ruang (optik);
Atau terkadang memberi kesan tampak muncul atau mungkin ada kedalaman sampai terkesan jauh kedalam.
Kelahiran seni optik ini didasari dari kegiatan eksperimen oleh Maholy Nagy dan Yosef Alber di Bauhaus (jerman). Yang kemudian seni ini berkembang melalui teori – teorinya tentang seni optik.
Perkembangan selanjudnya yang dikenal secara luas di tahun 1960-an, yang diawali dengan Pameran “ The Responsive Eye” yang diselenggarakan di New York Amerika.
Adapun seniman yang terkenal dengan aliran Optik Art ini diantaranya adalah;
- Victor Vasalery,
Aliran Optik Art oleh "Victor Vasalery" |
- Gunther Uecker,
- Bridger Riley,
- Richard Anuszkeiwicz,
- Larry Pons, dan lainnya.
Dan Berikut ini akan kita uraikan Rangkuman atau kesimpulan dari semua penjelasan diatas termasuk juga pada artikel sebelumnya yang membahas tentang Tema Seni rupa Nusantara dan Mancanegara adalah sebagai berikut.
- Keragaman seni rupa menurut temanya dapat dibedakan menurut bentuk objeknya.
- Keragaman tema karya seni rupa, yaitu tema klasik-romantik, tema politik, historik, budaya, sosial kemasyarakatan, lingkungan dan tema religius.
- Keragaman karya seni rupa menurut alirannya muncul atas paham kecenderungan dalam berkarya senimannya, yang dilatari oleh perubahan peradaban manusia dengan diawali dari industrialisasi.
- Keragaman aliran seni rupa, yaitu aliran romantisme, realisme, naturalisme, impresionanisme, fauvisme, ekspresionisme, Orphisme, abstrak dan lainnya.
Tidak terasa kita sudah tiba di penghujung dari penjelasan terlengkap dari Tema dan Gaya/Aliran seni Rupa Nusantara dan Mancanegara ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua serta dapat semakin menambah kecintaan serta apresiasi kita terhadap dunia seni terutama pada dujnia seni rupa ini. Terimakasih. (Sumber: Kemdikbud-RI,2005)