5 Tahap Persiapan dan Pelaksanaan Pameran Seni Rupa
Proses Persiapan dan Pelaksanaan Pameran
Sesuai dengan judul atau tema diatas, kita akan membagi uraiannya menjadi dua bagian yaitu Tahap Persiapan Pameran dan Tahap Pelaksanaan Pameran. Untuk lebih jelasnya mari kita simak uraian lengkapnya berikut ini.
A. Proses Persiapan Pameran.
Proses Persiapan pameran terdiri dari dua tahapan dimana setiap tahapan memiliki bagian - bagiannya tersendiri diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Menyiapkan dan memilih karya Pameran
Sesuai dengan salah satu persyaratan pameran, keberadaan karya yang akan dipamerkan tentulah harus ada dan mutlak keberadaannya. Untuk memperoleh karya yang akan dipamerkan, kita perlu mempersiapkan karya tersebut.
Kita dapat membuat karya yang seni rupa yang secara khusus diperuntukkan bagi pemeran yang direncanakan tersebut atau memilih karya lainnya.
Pemilihan atau seleksi dari karya yang akan dipamerakan tersebut dilakukan setelah semua karya itu terkumpul dan proses pemilihan dapat dilakukan beserta teman atau kerabat lainnya yang terlibat didalam kepanitiaan pameran.
Teknik dalam memilih karya dapat dilakukan dengan berdasarkan kualitas karya kerajinan seni rupa yang akan dipamerkan dengan kata lain kita melihatnya dari segi layak atau tidaknya karya tersebut, jenis karya seni rupa baik itu karya seni rupa dua dimensi atau karya seni rupa tiga dimensi, ukuran, dan kriteria lainnya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh panitia pameran.
Jenis karya yang akan dipamerkan dapat ditentukan satu jenis karya saja atau berupa campuran dari berbagai jenis karya seni rupa. Penentuan karya ini tentu juga akan mempengaruhi perlengkapan pameran yang hendak disediakan.
Sebagai contoh, jika karya yang banyak ditampilkan adalah karya seni rupa 2 dimensi maka kemungkinan besar panitia pameran harus bisa menyediakan tempat untuk menggantung karya - karya tersebut dan sebaliknya, jika karya yang akan ditampilkan lebih pada karya seni rupa 3 dimensi maka akan dibutuhkan tempat untuk meletakkan karya tersebut yang harus mendapatkan perhatian lebih.
2. Menyiapkan Perlengkapan Pameran.
Tentunya penyelenggaraan pameran akan membutuhkan banyak tahap perencanaan pameran, perlengkapan atau sarana dan prasarana, seperti ruangan, buku tamu, meja, buku pesan dan kesan, panil atau penyekat ruangan, lampu sorot, sound sistem, dan poster.
- Ruang Pameran.
- Meja.
Meja digunakan untuk memajang karya seni 3 dimensi atau barang kerajinan lainnya dan juga dapat digunakan sebagai tempat untuk menerima tamu.
- Buku Tamu.
- Buku Pesan dan Kesan.
- Panil.
Panil memiliki fungsi untuk menempelkan karya seni 2 dimensi seperti lukisan, gambar, foto dan lainnya, selain itu panil juga dapat digunakan sebagai penyekat ruangan yang satu dengan yang lainnya.
- Poster/Brosur Pameran.
Media ini dimanfaatkan untuk memberikan informasi kegiatan pameran yang akan diselenggarakan. Dengan demikian sebelum pelaksanaan pameran dilaksanakan, poster dan brosur kegiatan sudah digunakan sebagai media informasi.
- Katalog Pameran.
Katalog pameran berisikan identitas dari para seniman dan karya dari seniman tersebut serta kuratorial penyelenggaraan pameran yang berfungsi untuk menjelaskan mengenai hal ihwal seniman dan karya yang dipamerkan.
- Folder Pameran.
- Penerangan Pameran.
- Sound Sistem Pameran.
B. Proses Pelaksanaan Pameran Seni Rupa.
Proses pelaksanaan pameran terdiri dari kegiatan pelaksanaan kerja panitia secara bersama- sama, penataan ruang, pelaksanaan pameran dan penyusunan laporan.
3. Pelaksanaan Kerja Panitia Pameran.
Pelaksanaan pameran adalah puncak dari implemetasi perencanaan yang telah disusun pada tahapan perencanaan pameran. Pelaksanaan kegiatan ini akan berjalan lancar jika semua pihak terkhusus para panitia pemeran bisa melakukan kerjasama dan berkomitmen untuk mensukseskan pameran tersebut.
4. Penataan Ruangan Pameran.
Sebelum dilakukan penataan ruang pameran, panitia pemeran terlebih dahulu membuat rancangan denah ruangan pameran tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengatur arus pengunjung, komposisi tata karya yang serasi, pengaturan jarak dan tinggi rendahnya pandangan terhadap karya 2 dimensi atau 3 dimensi yang di pamerakan tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut maka beberapa hal yang patut diperhatikan oleh panitia penyelenggara pameran adalah sebagai berikut;
- Karya yang memiliki komposisi warna yang kuat hendaknya tidak didekatkan pada karya dengan komposisi warna yang lemah.
- Karya dengan komposisi warna yang kurang hendaknya tidak diletakkan pada ruangan yang memiliki sedikit pencahayaan karena akan semakin membuat warna karya seni tersebut semakin lemah.
- Pemberian cahaya lampu jangan sampai menyilaukan mata pengunjung yang hendak melihat dan mengapresiasi karya seni rupa tersebut.
- Pemasang karya seni rupa hendaknya sejajar dengan pandangan mata, tidak terlalu tinggi atau tidak pula terlalu rendah.
- Pemasangan karya yang lebih tinggi dari tubuh penikmatnya harus dibuat condong kebawah sehingga mudah untuk diamati.
- Letakkan beberapa pot bunga atau tanaman hias untuk memberi kesan yang elegan dan menyegarkan ruangan.
- Pada karya seni rupa 3 dimensi, peletakkan harus di letakkan pada tempat yang bisa diamati dari sudut pandang mana saja.
- Memperhatikan pengelompokan karya seni rupa berdasarkan ukurannya.
- Jika tidak terdapat AC didalam ruangan maka perlu ditempatkan kipas angin untuk menghilangkan suasana panas atau gerah, dan
- Sediakan pula tempat sampah untuk menjaga kebersihan lokasi pameran.
a. Penataan Arus Masuk dan Keluar Pengunjung.
Pada proses ini terdapat dua opsi yang disesuaikan dengan bentuk dan ukuran ruangan yang digunakan untuk melakukan atau melangsungkan kegiatan pameran, yaitu ruangan dengan 1 pintu dan ruangan dengan dua pintu. Penataan ruangan harus disesuaikan dengan kondisi ruangan pameran.
b. Penataan dan Penempatan Karya Seni Rupa.
Penataan karya yang dipamerkan dilakukan atas dasar pertimbangan jenis, ukuran, warna, tinggi-rendah pemasangannya.
c. Penataan Pencahayaan.
Aspek lain yang tidak kalah pentingnya yaitu dari segi pencahayaan. Pencahayaan pada ruangan pameran dikelompokkan menjadi pencahayaan khusus (menggunakan spot lite) dan secara umum ( pencahayaan untuk pengunjung dalam membaca katalog, folder dan lainnya) yang diusahakan agar tidak membuat mata pengunjung menjadi silau.
d. Pembukaan Penyelenggaraan Pameran Seni Rupa.
Penyelenggaraan pameran biasanya dimulai dengan seremonial pembukaan pameran yang ditandai dengan kata sambutan dari ketua panitia, dan undangan khusus lainnya yang diundang untuk membawakan sambutan sekaligus membuak acara pameran.
Baca juga: Klasifikasi Karya Seni Rupa
Pada waktu pembukaan biasanya para pengunjung dibagi - bagikan katalog pameran dan dipersilahkan untuk mencicipi jamuan yang telah disediakan leh panitia penyelenggara kegiatan pameran. Terdapat beberapa hal yang perlu untuk dilakukan pada saat para pengunjung mulai mengunjungi ruangan pameran diantaranya adalah sebagai berikut;
- diupayakan agar para pengunjung mengisi buku tamu terlebih dahulu,
- pengunjung yang hadir diberikan katalog,
- sewaktu - waktu panitia harus mengamati kondisi ruangan terutama kondisi pencahayaan, dan keutuhan karya yang dipamerkan,
- Seksi stan membantu para pengunjung atau mendampingi pengunjung dalam menikmati materi karya seni rupa pameran yang ditampilkan, seperti memberikan arahan dan penjelasan kepada para pengunjung tentang karya yang sedang diamatinya, dan
- pengunjung hendaknya mengisi buku kesan dan pesan, hal ini sangat bermanfaat untuk menilai tanggapan pengunjung terhadap proses pelaksanaan pemeran dan karya yang dipamerkan.
5. Laporan Kegiatan Pameran.
Laporan kegiatan dibuat secara tertulis oleh panitia pameran sebagai betuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan penyelenggaraan pameran seni rupa tersebut. Laporan ini kemudian ditujukan kepada pihak yang bertanggungjawab atas segala aktifitas pameran yang telah dilaksanakan.
Baca juga: Aspek - Aspek Seni Rupa Murni
Laporan kegiatan juga diberikan kepada sponsorship utama jika diminta sebagai penyandang dana utama kegiatan tersebut, pihak sponsor biasanya ingin mengetahui bagaimana dana yang diberikannya digunakan secara baik atau tidak oleh panitia.
Laporan kegiatan pameran tidak hanya berisikan hal - hal yang baik - baik saja namun juga kekurangan dan kelemahan dalam proses penyelenggaraan pameran yang dilaksanakan. Hal ini bertujuan sebagai bahan evaluasi sehingga kelemahan dan kekurangan tersebut dapat diperbaiki dalam kegiatan pameran berikutnya dimasa yang akan datang.
Nah sampai disini kami rasa teman semua sudah bisa mengerti dan memahami bagaimana dan apa saja proses yang harus dikerjakan jika hendak melaksankan penyelenggaraan pameran seni rupa. Demikian dari kami dan terimakasih.