Tari Jhatilan - Pengertian, Sejarah, Ciri, Kostum dan Fungsinya
Jhatilan merupakan tarian yang menggambarkan ketangksan dan kepiawaian prajurit berkuda yang sedang berlatih.
Pada mulanya, Jhatilan ini dimainkan oleh para penari laki - laki,namun sejak memasuki tahun 1980-an penari jhatilan laki - laki mulai digantikan oleh penari jhatilan perempuan.
Tari Jhatilan - Pengertian, Sejarah, Ciri, Kostum dan Fungsinya |
Pengertian Tari Jhatilan.
Tari Jhalitan sering juga disebut dengan Jaran Kepang atau kuda lumping yang merupakan tarian tradisional jawa yang menampilkan sekelompok prajurit yang sedang menunggangi kuda.
Disejumlah pelosok desa khsusnya dijawa tengah, jyogyakarta, hingga jawa timur, kesenian kuda kepang ini sangat membuming.
Unsur dan Jenis Properti Dalam Tari Kreasi. Baca.Disini.
Sejarah Tari Jhatilan.
Sesungguhnya tidak ada yang bisa memastikan sejak kapan kesenian ini ada sebab belum ditemukan data khusus atau penelitian yang mendalam, beberapa persi cerita yang berkembang kebanyak merupakan cerita dari Tutur Tinular secara turun temurun dikalangan rakyat tradisional.
Berikut ini adalah cerita dari fersi yang berkembang dikebanyakan wilayah Mataram.
Siapa yang tidak kenal dengan pangeran diponegoro, seorang bangsawan jyogyakarta yang kuat dalam menjaga tradisi jawanya ini mampo membuat VOC bangkrut dengan sebuah perang yang disebut dengan "perang jawa".
Semangat gerilyanya dalam usaha melawan penjajahan membuatnya layak dianggap sebagai salah satu pahlawan dan leluhur bangsa Indonesia.
Sebuah babat yang ditulisnya sendiri sudah diakui oleh dunia sebagai "Memorian of the word" selain dari Lontar Kerta Gama Empuh Prapanca.
Pengertian Seni Tari Dari Para Ahli. Baca.Disini.
Dalam usaha perlawannnya ada satu masa dimana Pangeran Diponegoro bukan hanya mendapatkan pukulan dari bangsawan kraton jyogjakarta dan para prajuritnya namun juga dari laskar rakyat.
Perang jawa yang kompleks dan sulit membedakan mana kawan dan mana yang menjadi lawan membuat pangeran diponegoro dan pengikutnya sangat berhati - hati.
Menilik perang jawa, bukan semata - mata kita berhadapan dengan tentara kompeni yang mudah dikenali dari wajahnya, warna kulit serta seragamnya saja, sebab dipihak kompeni juga terdapat banyak bangsawan orang jawa sendiri maupun orang - orang yang ada disekitarnya.
Dengan demikian gerak - gerik dan strategi pangeran diponegoro akan mudah terpantau oleh mata - mata jika dilakukan secara terbuka dan mencolok.
Meskipun mendapatkan dukungan dari desa - desa, laskar rakyat ini tidak serta merta diikutkan begitu saja dalam pertempuran jika tidak memiliki keterampilan berperang yang baik.
Oleh karena itu, diperlukan adanya latihan - latihan militer yang tidak mencolok dan bersifat kamuflase.
Salah satunya cra yang digunakan adalah melalui kesenian rakyat, selain tarian, musik tradisional dan kuda - kudaan guna menyamarkan latihan militer tersebut.
Jenis - Jenis Tarian Menurut fungsinya. Baca.Disini.
Disertakan pula unsur - unsur tradisi jawa lainnya seperti dupa atau kemenyang dan pawang yang memiliki kekuatan supranatural husus, ini karena dalam latihan yang bersifat kamuflase terebut disusupkan juga semacam uji kemampuan fisik atau uji kanuragan. Kesenian inilah kemudian yang kita kenal dengan naman Jhatilan saat ini.
Jhatilan konon berasal dari dua kata yaitu 'Jhan' dan 'tiltilan'. Jhan berarti benar -benar dan Tiltilan berarti banyak gerak atau kadang diartikan sebagai gerakan yang menggila.
Dengan demikian Jhatilan bisa diterjemahkan secara bebas sebagai kuda yang benar - benar mampu bergerak menggila.
Melalui kesenian ini, pangeran diponegoro dan pengikutnya akhirnya bisa melakukan perekrutan pasukan desa secara diam diam.
Fersi lain juga menyebutkan bahwa kesenian ini berasal dari latihan militer Sultan Hamengkubuwono ke 1 untuk menghadapi militer belanda, namun jika melihat dari perkembangannya yang membuming dipelosok desa, bisa saja kesenian ini terlahir sebagai strategi kamuflase diera perjuangan Pangeran Diponegoro pada masa - masa gerilyanya.
Kesenian Tari Jhatilan Dimasa Modern Saat ini.
Dimasa sekarang ini, tarian tradisi ini tetap dilestarikan oleh rakyat sendiri selama bertahun – tahun. Secara artistik kesenian ini juga telah mendapatkan sentuhan yang beragam, mulai dari bentuk gerakan tari, kostum, musik, hingga jenis lakon yang dimainkan.
Bentuk Tari, Jenis dan Nilai Estetik Gerak Tari. Baca,Disini.
Adapun unsur lain yang menjadi ciri yang tidak bisa dilepaskan jika ditampilkan didesa – desa adalah unsur tradisi jawa yang tetap kental lengap dengan Upurampe dan mewangian dupa jawa yang dijadikan sebagai sarana penghormatan bagi leluhur yang telah mewariskan seni dan tradisi sebagai ciri dari masyarakat yang berbudaya.
Ciri Tari Jhatilan.
Ciri khas greak tari Jhatilan pada kesenian Reog Ponorogo ini cenderung halus, lincah dan gesit dimana tari ini pada umumnya dipertunjukkan sebagai tari pembukaan pertunjukan Reog Ponorogo.
Dalam pertunjukan tari Reog Ponorogo, penari juga melakukan gerakan Ngedrek, yaitu menari -nari didepan dadak merak dengan gerakan yang lincah dan gesit.
Kostum pada tari jhatilan.
Kostum yan digunakan pada tari jhatilan pada umumnya hampir sama dengan kostum yang digunakan pada tari Rem yang diantaranya adalah
- Kemeja putih lengan panjang,
- Celana sebatas pertengahan betis dan pertenghan paha untuk peremuan,
- Sewek,
- Rapek,
- Kalung,
- Kace,
- Setagen,
- Sabuk,
- Pos deker, dan
- Udeng.
Properti tari Jhatilan.
Untuk properti tari biasanya menggunakan kuda kepang dan selendang, selain itu juga terdapat upurampe dan dupa jawa sebagai pelengkap ritual sebelum tarian dimulai.
Jenis - Jenis Kesenian Tradisinal Daerah Indonesia yang Mendunia. Baca.Disini.
Fungsi Tari Jhatilan.
Adapun fungsi dari tari Jhatilan terdiri dari tiga jensi fungsi, yaitu pertama sebagai sarana ritual, kemudian sebagai tontonan atau hiburan dan ketiga sebagai ungkapan ekpresi pribadi.
Nah.. Demikianlah sedikit penjelasan tentang Sejarah, Ciri Kostum Hingga pengertian dan Fungsi Tari Jhatilan diatas, semoga bermanfaat dan terimakasih.
Artikel Terkait Lainnya dibawah sini.