5 Bentuk Transformasi Tarian Tradisional
Dikutip dari id.Wikipedia.org, menyatakan bahwa Transformasi adalah suatu perubahan rupa baik itu bentuk, sifat fungsi dan lainnya juga perubahan pada struktur gramatikal dengan cara menambah, mengurangi atau menata ulang suatu unsur.
Sedangkan Tari adalah gerak tubuh secara ritmis sebagai bentuk ungkapan dari ekspresi jiwa si pencipta gerak sehingga menghasilkan unsur keindahan dan makna yang mendalam.
Maka bisa ditarik kesimpulan yang singkat bahwa transformasi tari adalah suatu perubahan bentuk tari baik secara fungsi tari, struktur tari, sifat tari musik tari, busana tari dan unsur pendukung tari lainnya kedalam bentuk lain.
Ilustrasi Tari oleh: pixabay |
Berbagai Bentuk Transformasi Tarian Tradisional.
Di Indonesia terdapat beragam jenis tari tradisional yang kita kenal mengingat karena indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang tentunya memiliki beragam jenis tarian yang berasal daerah atau pulau yang berbeda.
Keberagaman tari ini tidak lepas pula dari budaya dan kultur masyarakat kepulauan yang menghuninya. Tarian tradisional jawa seperti jaipongan misalnya tentu tidak akan sama dengan tarian jenis lainnya yang berasal dari pulau yang berbeda dikarenakan budaya dan adat istiadat atau kebiasaan yang berbeda pula.
Berikut ini kami akan coba sajikan beberapa jenis tarian yang dapat ditransformasi berdasarkan wilayah kepulauan di seluruh indonesia.
1. Tari Pa'dupa Sulawesi Selatan.
Tari pa'dupa merupakan tari sakral yang awal mulanya di lakukan hanya untuk menjemput para karaeng atau para petinggi daerah melalui perkembangan zaman akhirnya bertransformasi menjadi tairan yang bersifat umum.
Dimasa sekarang ini tarian ini sudah sering di gunakan secara umum sepeti menjemput pengantin baru, di pentaskan secara massal, atau diperlombakan dalam ajang pagelaran tari tradisional.
Selain itu ada lagi tari sakral paroyong yang juga hanya diperuntukkan untuk keturunan karaeng dimasa lalu yang secara tidak langsung mulai bertransformasi menjadi tarian yang bersifat umum yan gkurang lebih hampir sama dengan tari pa'dupa.
2. Tari Jaipongan Jawa Barat.
Tari jaipong merupakan bentuk transformasi atau pengembangan dari taru ketuk tilu yang telah ada sekitar tahun 1809 dimana ketika dibuatnya grote pas weg, terian ketuk ini telah dikenal oleh masyarakat luas terkhusus di jawa barat sebagai tari pergaulan dikalangan remaja.
Tari ketuk tilu ini merupakan tarian rakyat tradisional yang memiliki tata rias dan busana yang khas. Tarian ini berasal dari nama sebuah instrumen atau alat musik tradisional yang disebut dengan 'ketuk' sejumlah 3(tilu) buah .
Seperti musik pengiring tarian lainnya, instrumen ketuk tilu dimainkan secara kontenporer atau gabungan dari berbagai jenis alat musik atau instruen musik tradisional yang menciptakan harmoni lagu yang khas pengiring tarian maupun nyanyiannya.
3. Tari Deo Kayangan Melayu.
Deo Kayangan pada mulanya merupakan sebuah ritual untuk prosesi pengobatan penyakit abstrak yang konon katanya disebabkan oleh kekuatan goib yang pimpin oleh seorang dukun melayu yang bernama Tuk Damai.
Seiring dengan berjalannya waktu, kepada Tuk Damai para masyarakat kemudian memintanya agar ritual tersebut dijadikan sarana hiburan dengan menggunakan imitasi Deo Kayangan yang dijuluki dengan Badeo.
Kemudian oleh Wan Harun Ismail Deo Kayangan kemudian di transformasi menjadi tari Mambang Deo-Deo Kayangan yang kemudian ditampilkan pada acara parade tari di kota Pekanbaru.